Categories
Parenting Terbaru

Tips Parenting: Ketahui Penyebab Anak Kasar dan Pemarah

Menjadi orang tua memang bukan hal mudah sehingga kita butuh banyak tips parenting, terutama bagi Ayah Bunda yang memiliki anak usia dini. Pada usia tersebut, anak mulai memiliki perilaku dan pikiran yang sulit dimengerti. Beberapa ada yang terlalu diam, yang lain mungkin malah terlalu aktif dan cenderung kasar.

Pada usia dini, anak mulai memiliki emosi dan memahami bahwa mereka bisa memiliki rasa senang atau bahkan tidak nyaman. Perkembangan emosi pada anak usia dini merupakan tahapan yang wajar. Sebagai orang tua, Ayah Bunda tidak bisa selalu menyalahkan dan menghakimi anak.

Hal serupa juga berlaku pada anak yang dianggap kasar dan pemarah. Untuk bisa memahami, kita perlu tahu penyebab sikap tersebut.

Alasan Anak Berucap Kasar

Tips Parenting

– Mendengar dari Orang Lain di Lingkungannya

Anak usia dini ibarat spons. Mereka sangat fleksibel dan mudah menyerap segala hal yang dilihat serta didengar dari lingkungan. Inilah mengapa, salah satu penyebab anak memiliki perilaku kasar adalah akibat interaksi dengan orang lain di lingkungan mereka.

Anak bisa saja meniru sesuatu yang mereka dengar dari anak lain atau orang dewasa di sekitar. Mereka belum tahu bahwa hal tersebut tidak benar dan menganggap itu patut ditiru. Jika ini yang terjadi, kita perlu memberi pengertian bahwa tidak semua hal bisa diikuti.

– Menyaksikan Tayangan TV dan Video

Selain lingkungan, apa yang anak tonton melalui TV dan gadget juga bisa menjadi penyebab mereka berkata kasar dan memiliki perilaku pemarah. Diakui atau tidak, tayangan yang beredar saat ini sangat beragam. Kualitasnya juga tidak bisa dikontrol sebab masing-masing platform memiliki batasan berbeda.

Sebagai orang tua, yang bisa Ayah Bunda lakukan adalah membatasi tontonan tidak pantas. Dampingi anak saat melihat tayangan TV dan video, atau pilih tayangan yang sesuai dengan usia anak. 

– Mendengar dari Orang tua

Perilaku kasar dan pemarah anak juga bisa disebabkan oleh orang tua mereka. Ya, Ayah Bunda mungkin tidak sadar bahwa apa yang kita lakukan atau ucapkan kerap kali ditiru oleh anak. Hal ini terjadi karena, anak menganggap bahwa Ayah Bunda adalah panutan mereka.

Sebagai orang tua, tips parenting yang bisa dilakukan adalah menjaga sikap serta ucapan ketika berada di sekitar anak. Apabila terlanjur bersikap tidak baik, beri anak pengertian bahwa hal tersebut tidak benar dan beri tahu alasan yang mudah dimengerti kenapa Ayah Bunda sampai bersikap kasar.

– Merasa Keren

Anak adalah mahluk yang simple. Mereka mudah kagum pada sesuatu yang sebelumnya tidak pernah dilihat atau dialami. Jadi, sangat wajar apabila anak bersikap kasar dan pemarah hanya karena mereka menganggap sikap tersebut keren sehingga patut untuk ditiru.

Apabila ini yang terjadi, sebagai orang tua, Ayah Bunda  tidak boleh langsung memarahi mereka. Pahami dulu mengapa anak bisa bersikap kasar dan pemarah. Jika alasannya karena mereka anggap itu keren, beri anak pengertian bahwa hal tersebut tidak baik.

– Tidak Mengerti Bahwa Hal Tersebut Tidak Baik

Sempat disinggung sebelumnya, salah satu penyebab anak bisa bersikap kasar dan pemarah adalah karena mereka belum memahami bahwa sikap tersebut tidak baik. Mereka hanya tahu bahwa orang dewasa atau anak lain di sekitar juga bersikap seperti itu sehingga mereka merasa perlu melakukan hal yang sama.

Nah, itulah ulasan tentang penyebab anak bersikap kasar dan menjadi pemarah. Sebagai orang tua, kita perlu bersikap sabar dan menyadari bahwa anak butuh proses untuk menjadi pribadi yang santun. Selain itu, kita juga perlu mendukung anak dengan menyediakan pendidikan berkualitas.

Salah satunya adalah dengan memasukkan anak ke sekolah yang memiliki program pembelajaran berbasis minat bakat dan peduli pada pendidikan karakter seperti Sekolah Murid Merdeka (SMM). Dilengkapi dengan kurikulum memadai dan didukung pengajar profesional berpengalaman, SMM tidak hanya menyediakan pendidikan akademis berkualitas tetapi juga pembentukan karakter anak secara optimal.

Memanfaatkan metode Blended Learning, SMM memberi anak kebebasan untuk memilih waktu dan model pembelajaran yang mereka sukai. Dengan begitu, anak nyaman dengan proses belajar dan bisa mengembangkan kemampuan mereka secara maksimal.

Bagaimana, tertarik dengan program SMM? Ayah Bunda bisa mengetahui info lengkapnya di sini, ya. Semoga tips parenting di atas bermanfaat.

Categories
Parenting Pendidikan

Ini Pentingnya Menerapkan Pendidikan Karakter Sejak Dini

Menerapkan pendidikan karakter anak sejak usia dini adalah hal penting. Usia dini merupakan masa golden age; artinya, pada usia ini, anak memiliki perkembangan otak yang cukup pesat sehingga segala bentuk pendidikan yang diberikan mampu dicerna dengan cepat dan mudah. 

Inilah mengapa membentuk karakter anak sejak balita akan lebih mudah dan menjadi dasar kuat hingga mereka dewasa kelak. Selain itu, menerapkan pendidikan karakter sejak usia dini juga memiliki banyak manfaat lain.

Manfaat Penerapan Pendidikan Karakter

Pendidikan Karakter Anak

Membentuk Karakter Baik Anak

Ada berbagai macam karakter yang bisa diterapkan ke anak. Namun secara umum, kita pasti menginginkan anak memiliki karakter baik. Dengan memberikan pendidikan karakter sejak dini, potensi berkembangnya nurani dan akhlak baik dalam diri anak cenderung lebih besar. 

Hal ini tentu saja akan memberi banyak manfaat saat mereka dewasa nanti. Anak akan tumbuh menjadi pribadi santun dan senantiasa menunjukkan nilai positif ke sesama sekaligus lingkungan sekitar. Ayah Bunda juga pasti bangga ketika anak tumbuh menjadi pribadi yang dihormati secara sosial karena perilaku baik.

Membiasakan Perilaku Baik

Selain itu, menerapkan pendidikan karakter sejak dini akan membuat anak terbiasa memiliki perilaku baik. Anak akan terbiasa melakukan perbuatan terpuji tanpa disuruh. Dengan begitu, ketika dewasa, mereka menjadi seseorang yang memiliki nilai positif secara sosial maupun agama.

Tidak hanya kebiasaan baik, dengan memberikan pendidikan karakter sejak dini, Ayah Bunda dapat mengembangkan kebiasaan lain seperti melakukan tradisi budaya dan religius sesuai nilai yang dianut keluarga masing-masing.

Menanamkan Jiwa Kepemimpinan

Memiliki jiwa kepemimpinan penting bagi anak. Jadi, ketika dewasa nanti, mereka bisa menjadi pribadi yang tangguh, tidak mudah terpengaruh, dan termotivasi untuk ikut serta menyebarkan nilai positif. Dengan memberikan pendidikan karakter anak sejak dini, secara tidak langsung Ayah Bunda juga akan menanamkan jiwa kepemimpinan di dalam diri anak.

Bekal Sebelum Memasuki Dunia Sosial

Ada banyak hal yang akan dihadapi anak seiring usianya bertambah. Makin dewasa, lingkungan mereka akan makin luas. Harapannya, anak bisa beradaptasi dengan segala jenis lingkungan yang ditemui nanti. Untuk membekali anak, Ayah Bunda bisa menerapkan pendidikan karakter dalam kehidupan sehari-hari.

Anak yang terbiasa mendapat pendidikan karakter akan memiliki pondasi yang kuat dalam beradaptasi di lingkungan sosial seperti sekolah. Mereka bisa dengan mudah diterima lingkungan sosial karena memiliki perilaku yang secara universal dinilai terpuji.

Menyiapkan Anak untuk Menghadapi Semua Masalah Kehidupan

Tidak hanya itu, anak yang memperoleh pendidikan karakter memadai akan terlatih untuk menghadapi segala masalah kehidupan sesuai dengan nilai yang mereka mengerti dan pahami. Diakui atau tidak, masalah merupakan salah satu bagian dari hidup yang tidak bisa dihindari.

Dengan bekal pendidikan karakter yang kuat, anak mampu menghadapi semuanya secara positif dan menyebarkan nilai tersebut ke sekitar. Meskipun mungkin di masa depan mereka tidak bisa selalu mengatasinya, paling tidak anak bisa beradaptasi dengan setiap masalah yang ada berbekal karakter yang ditanamkan sejak dini.

Kesimpulan

Melihat ulasan di atas dapat kita simpulkan bahwa memberikan pendidikan karakter pada anak sejak dini merupakan sesuatu yang perlu untuk dilakukan. Pendidikan karakter tidak hanya bisa mereka dapatkan dari Ayah Bunda, tetapi juga lingkungan tumbuh kembang lain seperti sekolah.

Inilah mengapa memilih sekolah yang sesuai bagi anak usia dini sangatlah penting. Pada dasarnya, setiap sekolah untuk anak usia dini memiliki program pembelajaran yang fokus pada pengembangan kemampuan anak dalam hal motorik, kognitif, sosial emosional, bahasa, serta nilai agama dan moral.

Namun, tidak semua sekolah memiliki program pendidikan karakter memadai. Salah satu sekolah dengan program pembelajaran menarik adalah Sekolah Murid Merdeka (SMM). Sesuai namanya, di sekolah ini anak diberi kebebasan untuk memilih bagaimana mereka belajar dan program apa yang ingin diikuti sesuai minat bakat.

Dengan metode Blended Learning, SMM menyediakan pilihan kelas online dan offline sehingga orang tua juga bisa memantau tumbuh kembang anak secara maksimal. Didukung tenaga pengajar profesional berpengalaman dan kurikulum memadai, SMM mendukung pendidikan karakter anak sejak dini.

Nah, itulah ulasan tentang pentingnya menerapkan pendidikan karakter sejak dini. Bagaimana, apa Ayah Bunda tertarik dengan program yang ditawarkan SMM? Silakan klik infonya di sini, ya.

Categories
Parenting Terbaru

Cara Menumbuhkan Rasa Percaya Diri pada si Pemalu

Bagaimana cara menumbuhkan rasa percaya diri pada anak yang pemalu? Ini mungkin adalah pertanyaan yang paling banyak diajukan oleh orang tua yang anaknya kerap merasa canggung dan malu saat dihadapkan pada situasi baru.

Punya sifat pemalu sebenarnya bukan hal yang salah. Anak-anak yang pemalu umumnya lebih mudah berempati, cenderung bijaksana dan juga mandiri. Namun, jika sifat pemalu anak sampai mengganggu interaksi dan aktivitas sosialnya, Anda sebagai orang tua harus turun tangan. Simak cara menumbuhkan rasa percaya diri pada anak yang pemalu berikut ini!

Cara Menumbuhkan Rasa Percaya Diri

Ajak Anak Bercerita tentang Hal-hal yang Membuatnya Merasa Malu

Anak pemalu biasanya merasa enggan menunjukkan kemampuan diri atau menceritakan tentang isi hatinya. Sebagai orang tua, Anda adalah orang pertama yang harus mendorong si kecil untuk mencurahkah perasaannya. Dengan cara ini, Anda bisa tahu hal apa sebenarnya yang membuatnya merasa malu. Setelahnya, Anda bisa mencari tahu cara terbaik untuk melawan perasaan malu itu dan mendorong munculnya keberanian dalam diri anak.

Hindari Menyebutnya Sebagai “Si Pemalu”

Anak akan memercayai apa yang mereka dengar terus-menerus. Walaupun si kecil memiliki sifat pemalu, sengaja menyebutnya sebagai ‘si pemalu’ terutama di hadapan orang lain akan membuat anak benar-benar percaya bahwa dirinya memang pemalu. 

Alih-alih, berikan afirmasi yang positif. Jika anak mulai berani melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukannya sebelumnya, ucapkan, “Wah, anak Mama hebat, sudah berani begini dan begitu.” Ini akan mendorongnya menjadi lebih berani.

Ajak Anak Melakukan Interaksi Sosial

Cara selanjutnya yang bisa Anda lakukan untuk membantu anak lebih percaya diri terutama dalam pergaulan adalah dengan membantunya melakukan interaksi sosial. Misalnya saja ketika Anda sedang mengajaknya bermain ke playground dan bertemu dengan anak-anak lain, ajak si kecil memulai interaksi dengan mereka. Inisiasi obrolan agar si kecil tahu bagaimana caranya memulai interaksi sosial yang baik.

Jangan Memarahi Anak

Ketika sifat pemalu anak sudah mulai mengganggu aktivitas sekolah maupun sosialnya, Anda sebagai orang tua mungkin akan merasa frustrasi. Meski begitu, jangan sampai hal tersebut membuat Anda memaksa anak melakukan hal yang tidak dia sukai, apalagi sampai memarahinya. Cobalah untuk memposisikan diri sebagai anak.

Bagaimana cara anak memandang lingkungan sekitar dan orang lain? Selanjutnya, berikan penjelasan pada si kecil bahwa sebenarnya tidak ada hal yang perlu ditakutkannya.

Berikan Contoh Sikap Percaya Diri

Anak adalah peniru ulung. Jika ingin anak menjadi sosok yang berani dan percaya diri, sebagai orang tua Anda harus memberikan contoh. Misalnya saja dengan menunjukkan pada si kecil bagaimana cara menyapa tetangga atau orang yang dikenal saat bertemu di jalan. Dengan cara ini si kecil bisa mulai mencontohnya dari Anda.

Bangun Rasa Percaya Diri Anak

Untuk membangun rasa percaya diri anak, libatkan dia saat Anda berinteraksi dengan orang yang tidak dikenal. Misalnya saja dengan memintanya membayar barang belanjaan yang Anda beli di supermarket. Beri dia uang dan biarkan anak yang menyelesaikan transaksi. Bisa juga dengan cara memintanya memesan sendiri makanan yang dia inginkan saat Anda dan keluarga sedang makan di luar. Mengadakan pesta kecil-kecilan dan mengundang teman-teman anak ke rumah juga bisa menjadi cara yang jitu untuk membangun rasa percaya diri si kecil.

Jangan Pelit Pujian 

Hal terakhir yang tidak boleh Anda lupakan adalah memberi apresiasi pada si kecil. Ketika anak berhasil melakukan pembayaran di kasir, beri dia pujian. Ketika anak menyapa seseorang yang dikenalnya, beri dia pujian. Adanya pujian akan membuat anak merasa dirinya sudah melakukan hal yang benar dan baik. Dan seterusnya, dia akan lebih bersemangat untuk jadi sosok yang lebih berani.

Cara menumbuhkan rasa percaya diri pada anak yang pemalu memang tidak bisa dilakukan dalam satu atau dua hari. Namun, dengan langkah yang konsisten, Anda pasti bisa membentuk keberanian yang semakin besar pada diri si kecil. Kembangkan minat & potensi anak lebih jauh bersama Sekolah Murid Merdeka!

Categories
Pendidikan Terbaru

5 Tips Memilih Sekolah untuk Anak Usia Dini

Pada tahun ajaran baru, banyak orang tua mengalami kebingungan untuk memilih sekolah anak yang sesuai. Terlebih lagi, orang tua yang memiliki anak usia dini atau balita. Hal ini sangat wajar mengingat Ayah Bunda pasti ingin pendidikan terbaik untuk buah hati.

Meskipun saat ini ada banyak pilihan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), menentukan yang tepat bagi anak selalu menjadi dilema. Nah, berikut beberapa tips memilih sekolah agar Ayah Bunda tidak keliru dalam menyediakan pendidikan anak usia dini terbaik.

5 Tips Memilih Sekolah Anak Usia Dini

Memilih Sekolah

1. Perhatikan Kurikulum dan Program Pembelajarannya

Setiap sekolah pasti memiliki kurikulum dan program pembelajaran berbeda. Ada yang menggunakan kurikulum pendidikan nasional, internasional, hingga menggunakan kurikulum khusus seperti Montessori dan Cambridge. Masing-masing tentu memiliki kelebihan dan kekurangan.

Dalam hal ini, sebaiknya Ayah Bunda pilih sekolah yang sesuai dengan tujuan pendidikan untuk anak. Misalnya, Ayah Bunda ingin si Kecil jago berbahasa Inggris. Sekolah dengan kurikulum internasional mungkin bisa menjadi pertimbangan karena sehari-hari, guru dan siswanya menggunakan bahasa pengantar bahasa Inggris.

2. Ketahui Lokasinya

Selanjutnya, pilih sekolah yang lokasinya strategis dan tidak jauh dari rumah. Paling tidak, jarak sekolah dan rumah tidak lebih dari 15 menit. Hal ini untuk menghindari anak terlambat datang ke sekolah sekaligus hemat waktu dan biaya. Apabila sekolah di sekitar rumah dirasa kurang sesuai, Ayah Bunda bisa memilih sekolah dengan metode Blended Learning seperti Sekolah Murid Merdeka (SMM).

Blended Learning merupakan program pembelajaran yang menggabungkan kelas online dan offline. Gabungan kelas online dan offline ini akan memudahkan anak mendapat pendidikan yang sesuai meskipun jarak rumah dan sekolah cukup jauh. 

3. Pertimbangkan Fasilitasnya

Sekolah bagus tidak melulu tentang bangunan mewah atau sarana prasarana mahal. Hal terpenting adalah pilih sekolah yang bersih, aman, dan tersedia fasilitas sesuai kebutuhan anak. Selain itu, pilih sekolah tersebut yang mampu menunjang proses tumbuh kembang baik dari segi motorik, sosial, bahasa, kognitif, hingga emosional.

Jadi ketika memilih sekolah, Ayah Bunda jangan ragu untuk berkunjung langsung supaya tahu fasilitas apa saja yang ditawarkan dan apakah semua sesuai dengan kebutuhan anak.

4. Ketahui Biaya Sekolahnya

Selanjutnya, pastikan Ayah Bunda memilh sekolah anak dengan biaya sesuai bujet dan kualitas yang ditawarkan. Sebagai patokan, sekolah mahal tidak selalu menawarkan kualitas terbaik dan yang murah juga tidak selalu memiliki kualitas buruk. Bandingkan biaya sekolah dengan fasilitas serta program yang ditawarkan. 

5. Perhatikan Kualitas Guru

Terakhir, perhatikan kualitas guru atau tenaga pengajar sebelum memilih sekolah. Hal ini penting mengingat sehari-hari anak berinteraksi dengan guru. Jangan sampai kita menitipkan anak pada guru yang kurang sabar, telaten, dan tidak kompeten di bidangnya.

Jadi, saat memilih sekolah, jangan ragu untuk bertanya tentang pengalaman dan latar belakang pendidikan tenaga pengajar di sekolah tersebut. Hal ini penting agar Ayah Bunda bisa mempertimbangkan apakah sekolah yang dipilih tepat bagi anak atau tidak. 

Kesimpulan

Memilih sekolah untuk anak usia dini memang tidak mudah, mengingat ini merupakan  pondasi sekaligus bekal untuk jenjang pendidikan berikutnya. Hal paling penting adalah, pilih sekolah yang mampu mengembangkan kemampuan anak berdasarkan minat bakat seperti Sekolah Murid Merdeka (SMM).

Di sekolah tersebut, anak akan menerima beragam pembelajaran menarik dan imajinatif, yang menstimulasi semua aspek perkembangan sehingga mereka bisa tumbuh berkembang secara optimal. Didukung tenaga pengajar profesional dan berpengalaman di bidangnya, SMM menawarkan kelas interaktif yang bisa diikuti secara online ataupun offline sesuai pilihan Ayah Bunda.

Menarik bukan? Yuk, kunjungi SMM melalui situs sekolahmuridmerdeka.id dan pilih kelas elektif sesuai kebutuhan dan minat agar anak bisa mendapatkan stimulasi tepat dan berkembang secara optimal. 

Itulah ulasan tentang tips memilih sekolah anak. Semoga bermanfaat ya, Ayah Bunda!

Categories
Parenting Terbaru

5 Tips Persiapkan Anak Hari Pertama Sekolah

Hari pertama sekolah adalah hal yang sangat mendebarkan bagi anak. Baik bagi mereka yang baru pertama kali masuk TK atau baru masuk ke sekolah tingkat baru. Ada banyak yang perlu Ayah Bunda persiapkan untuk memastikan anak bisa menghadapinya dengan baik.

Setiap anak memiliki ekspektasi yang berbeda-beda dengan sekolah. Ada yang bisa menerima dengan mudah bergembira menyambutnya, tetapi tak sedikit yang cemas dan dipenuhi kekhawatiran. Simak beberapa cara persiapkan hari pertama sekolah anak berikut ini!

Hari Pertama Sekolah

1. Kunjungi Sekolah dan Kelas Sehari Sebelumnya

Jika memungkinkan, mengajak anak mengunjungi ruang kelas sehari sebelum masuk sekolah bisa membantu mereka meredakan rasa khawatir. Ayah Bunda bisa mengajak mereka berkeliling sambil bercerita tentang betapa menyenangkannya bisa bersekolah. Menceritakan pengalaman positif Ayah Bunda kepada si kecil juga bisa membantu anak lebih percaya diri menghadapi hari pertama sekolah.

Lalu, bagaimana jika pihak sekolah tidak membuka kelas untuk dikunjungi sebelum hari masuk sekolah? Ayah Bunda bisa mengajaknya melihat-lihat gedungnya saja dari luar atau berkeliling di playground yang disediakan.

2. Bacakan Buku tentang Hari Pertama Sekolah

Cerita yang relatable dengan kondisi si kecil –terutama kisah tentang anak yang baru pertama kali memulai sekolah, bisa sangat membantunya untuk mengurangi rasa cemas. Ayah Bunda bisa membacakan buku atau mengajak anak menonton film tentang hari pertama sekolah. Usahakan agar kisah yang ditampilkan memiliki kesan positif agar bisa membawa dampak yang baik pada anak, ya!

Tanyakan pada Anak tentang Perasaan dan Harapan Mereka Saat Masuk Sekolah Nanti

Sekolah bukan hanya tempat untuk mempelajari kemampuan kognitif. Di tempat ini, anak akan bertemu dengan teman-teman baru. Di sana, mereka juga akan belajar untuk bersosialisasi. Karena itu, penting bagi Ayah Bunda untuk mendiskusikan hal ini dengan anak sebelum mereka masuk sekolah untuk pertama kalinya.

Tanyakan pada anak tentang hal apa yang mereka harapkan saat bertemu dengan anak-anak lain di sekolah nanti. Apakah mereka punya kekhawatiran tertentu (misalnya saja khawatir sulit berteman atau cemas tentang bullying). Ini bisa membantu Ayah Bunda mencari cara untuk menenangkan segala kecemasan mereka.

3. Mulai Atur Jam Tidur Anak agar Dia Siap Bangun Pagi

Sebelum anak masuk sekolah, Ayah Bunda mungkin tidak begitu memperhatikan jam tidur dan bangun mereka. Namun, agar anak bisa bangun pagi dengan baik dan tidak rewel saat bersiap ke sekolah, penting untuk memastikan jam tidurnya cukup. Ketika anak cukup tidur, akan lebih mudah baginya untuk bangun pagi dengan suasana hati yang lebih baik. Kalau suasana hati anak baik, maka dia akan ke sekolah dengan hati gembira. Artinya, akan lebih mudah baginya menghadapi hari-hari di sekolah.

4. Buat Rutinitas Baru Setiap Pagi

Menciptakan rutinitas adalah salah satu cara membentuk mindset anak tentang sekolah. Jika sebelum sekolah Ayah Bunda tidak mengajaknya untuk duduk dan sarapan pagi bersama, ini adalah saat yang tepat untuk melakukannya. Ayah bisa menunjukkan tentang apa saja yang harus dipersiapkan sebelum keluar rumah untuk bekerja. Misalnya saja merapikan buku-buku dan menyiapkan seragam saat bangun tidur.

5. Belanja Perlengkapan Sekolah Bersama

Cara lain yang bisa Ayah Bunda lakukan untuk membuat si kecil lebih excited dengan hari pertama sekolahnya adalah dengan mengajaknya berbelanja perlengkapan sekolah. Biarkan anak memilih sendiri tas, kotak bekal, kotak pensil dan botol minumnya. Ini akan membantu mereka lebih bersemangat dalam menyambut sekolah.

Jangan lupa memberi label pada barang-barang milik si kecil. Pasalnya, anak-anak cenderung mudah menghilangkan barang-barang milik mereka di sekolah. Ayah Bunda bisa menempelkan stiker atau label nama agar anak mudah menemukan perlengkapan miliknya.

Itulah beberapa tips mempersiapkan anak di hari pertama sekolah mereka. Jangan lupa untuk menyediakan sarapan yang bernutrisi sebelum anak berangkat sekolah agar mereka lebih fit menjalani aktivitas dan kembangkan minat & potensi anak lebih jauh bersama Sekolah Murid Merdeka!