Categories
Parenting Terbaru

Mengajari Anak Sikap Empati Lewat Film

Film merupakan media yang bisa menggerakkan emosi, memicu rasa ingin tahu, menciptakan kenangan abadi bahkan menjadi portal ke dunia lain. Dalam beberapa kasus, film bisa menyentuh hati nurani dan mengubah perspektif kita. Salah satunya membuat sikap empati menjadi muncul. Dengan menonton film, hati kita bisa tergerak untuk mengubah dunia menjadi lebih baik.

Bagi anak-anak, menonton film yang tepat bisa membantu mereka lebih peka terhadap kemanusiaan. Dari film, anak-anak bisa belajar sikap empati lewat berbagai sisi. Bagaimana caranya?

Sikap Empati

Empati 1. Literasi Emosional: Mengenali, Memahami dan Mengkomunikasikan Perasaan

Menonton film bisa menjadi cara yang menyenangkan bagi anak-anak untuk mengenali emosi. Pilih film yang menggambarkan emosi yang berbeda-beda kemudian identifikasi emosi karakter dan lihat bagaimana perasaan si kecil sebagai penonton.

Cobalah untuk mematikan televisi selama beberapa menit kemudian minta anak-anak mencoba menebak bersama bagaimana perasaan para aktor berdasarkan bahasa tubuh atau ekspresi wajah mereka. Misalnya saja, ketika karakter menggigit kuku, bisa jadi dia sedang gugup, rahang terkatup artinya dia takut dan lain sebagainya.

Beberapa judul film yang bisa Anda pilih untuk membantu anak mengenali emosi antara lain Finding Nemo, Frozen, Shrek, Dumbo atau Inside Out.

Empati 2. Identitas Moral: Mengadopsi dan Menjalankan Kode Etik

Dalam kehidupan sosial, anak akan belajar tentang bagaimana melakukan sesuatu berdasarkan kode etik atau aturan tertentu. Anda bisa mengajarkannya dengan cara mengajaknya menonton film. Beberapa rekomendasi yang bisa Anda pilih antara lain adalah:

  • All the President’s Men (Warner Bros, 1976). Diangkat dari kisah nyata, film ini bercerita tentang dua reporter Washington Post yang tidak menyerah mengikuti hati nurani mereka untuk meliput kisah pembobolan Watergate
  • A Few Good Me (1992). Film ini bercerita tentang pengacara militer pembela marinir yang dituduh melakukan pembunuhan.

Empati 3. Pengambilan Perspektif: Memahami Kebutuhan Orang Lain dan Memposisikan Diri di Posisi Mereka

Saat menonton film, kita cenderung akan membayangkan diri berada di posisi sang tokoh utama. Memahami kebutuhan dan perasaan orang lain serta memposisikan diri seperti karakter dalam film adalah cara yang ampuh dalam menumbuhkan sikap empati dalam diri anak.

Salah satu film besutan Disney yang berjudul Freaky Friday, bercerita tentang seorang ibu dan anak yang tidak akur. Suatu hari mereka secara misterius bertukar tubuh. Dari peristiwa ini, mereka dipaksa untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain. Film lain yang juga bisa membantu anak untuk memahami perspektif lain seperti:

  • An American Tail (1986). Seekor tikus kecil terpisah dari keluarganya dan mengembara di New York. Dia kemudian bertemu dengan berbagai karakter berbeda.
  • Dumbo (1941). Ini merupakan sebuah film klasik yang bercerita tentang seekor gajah kecil kesepian dengan telinganya yang terlalu besar.

Empati 4. Imajinasi Moral: Menggunakan Buku, Film atau Gambar untuk Menumbuhkan Empati

Ada banyak film yang bisa membantu menumbuhkan sikap empati imajinasi moral. Beberapa pilihan terbaik antara lain adalah Shawshank Redemption, The Book of Thief, The King’s Speech dan The Pursuit of Happyness.

Judul lain yang tidak kalah menarik adalah The Neverending Story, sebuah kisah epik tentang seorang anak lelaki kesepian dengan sebuah buku aneh yang menariknya ke dunia Fantastica yang indah tetapi hancur. Ketika dia masuk lebih dalam ke Fantastica, dia harus memiliki keberanian untuk menghadapi musuh besar dan misteri tentang dirinya sendiri.

Mengajarkan anak-anak tentang moral seperti sikap empati memang tidak bisa dilakukan dalam satu atau dua hari. Selain lewat film, memberinya contoh langsung di dunia nyata juga bisa membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang peduli dan mau memahami sekelilingnya. Belajar bersama Sekolah Murid Merdeka untuk kembangkan anak sesuai minat & potensinya.

Categories
Parenting Terbaru

Cara Sabar Menghadapi Anak yang Suka Menunda-nunda

Cara sabar menghadapi anak adalah salah satu skill yang wajib dimiliki orang tua. Sepanjang perjalanan mendidik, Anda sebagai orang tua akan dihadapkan pada berbagai persoalan. Salah satunya adalah ketika anak memiliki kecenderungan sebagai procrastinator alis si tukang tunda. 

Membuat anak penunda menyelesaikan tugas kadang memang butuh kesabaran luar biasa. Si kecil bisa menghabiskan waktu lebih dari satu jam untuk berpakaian dan sarapan sebelum berangkat ke sekolah. Mencari-cari sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan adalah salah satu cara klasik yang dilakukan anak penunda untuk menghindari apa yang Anda perintahkan. Jika Anda tidak secara pragmatis mengatasinya, kebiasaan menunda-nunda ini bisa menjadi masalah yang lebih besar lagi.

Untuk tetap bisa berbesar hati menghadapi anak, Anda membutuhkan sejumlah trik. Simak beberapa cara sabar menghadapi anak yang suka menunda-nunda berikut ini!

Cara Sabar Menghadapi Anak

 

Gunakan Cara yang Benar untuk Meminta Anak Mengerjakan Tugas

Sangat mudah bagi orang tua untuk merasa frustasi ketika anak suka menunda-nunda. Langkah pertama yang bisa dilakukan untuk menghadapinya adalah menjadi lebih sadar tentang bagaimana cara Anda meminta anak melakukan sesuatu. Omelan atau kemarahan mungkin akan membuat mereka jera sekarang. Namun, ini tidak akan memperbaiki perilaku anak dalam jangka panjang.

Alih-alih, tunjukkan kepada mereka apa yang terjadi ketika mereka menyelesaikan tugas sekarang. Anda dapat memberitahukan hal-hal menyenangkan yang mereka punya jika tugas sudah selesai. Misalnya saja dengan memberikan waktu bermain lebih lama atau menjanjikan untuk membacakan cerita kesukaan anak sebelum mereka tidur.

Buat Rutinitas untuk Anak dan Patuhi

Anak-anak cenderung merespons rutinitas dengan baik karena mereka tahu apa yang diharapkan dari mereka dan kapan hal tersebut diharapkan. Mengajarkan sesuatu dengan batasan waktu juga dapat membantu anak menjadi lebih disiplin, terutama dalam tugas-tugas yang sifatnya rutin seperti mengerjakan PR, merapikan kamar, dan lain sebagainya. Jangan lupa untuk memberikan apresiasi kepada anak dengan cara yang positif ketika mereka patuh pada rutinitasnya.

Berikan Tugas Secara Spesifik

Pernahkah Anda memperhatikan bahwa anak cenderung menunda-nunda tugas yang terkesan tidak detail? Jika sebuah pekerjaan terlihat terlalu sulit untuk ditangani saat ini, Anda mungkin memilih untuk menyelesaikan tugas-tugas lain yang lebih kecil. Beginilah cara anak-anak berpikir ketika Anda meminta mereka untuk membersihkan kamar atau mengerjakan PR.

Jika kamar mereka tampak berantakan, mereka akan menganggap itu adalah sebuah tugas besar. Inilah yang cenderung membuat mereka menunda-nunda untuk melakukannya. Sebaliknya, cobalah meminta mereka untuk mengambil dan menyortir pakaian yang berserakan di lantai, atau menyusun buku-buku kembali ke tempatnya. Semakin spesifik tugas yang Anda berikan, semakin besar kemungkinan mereka akan memilih untuk melakukan tugas itu dibandingkan yang lain.

Biarkan Anak Memilih Tugas Mana yang Ingin Diselesaikannya Terlebih Dahulu

Cara sabar menghadapi anak yang suka menunda-nunda yang terakhir adalah dengan memberikan mereka pilihan dalam memilih tanggung jawab. Tergantung pada usia dan tingkat kedewasaan mereka, membiarkan anak-anak Anda untuk memilih tugas mana yang harus diselesaikan bisa membantu meningkatkan rasa tanggung jawab mereka. 

Pada akhirnya, semua tugas memang perlu diselesaikan. Dan menyerahkan tugas mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu pada anak akan membantu mereka membangun alur kerja yang sesuai untuk mereka.

Menunda sesuatu adalah hal yang pasti pernah dilakukan oleh semua orang, termasuk Anda. Namun, jika hal ini menjadi kebiasaan sejak masa kanak-kanak dan tidak segera diperbaiki, dapat berpengaruh pada rutinitas anak dalam jangka panjang. Lewat cara sabar menghadapi anak di atas, Anda bisa lebih telaten dalam membimbing anak yang suka menunda-nunda tugas. Ketahui & eksplor lebih lanjut program-program yang ada di Sekolah Murid Merdeka yang cocok untuk anak!

Categories
Parenting Terbaru

Bikin Anak Gemar Membaca, Begini Caranya!

Gemar membaca adalah sebuah kebiasaan yang perlu diajarkan oleh para orang tua sejak dini. Terlebih di negara kita, tingkat literasi masih tergolong rendah. Berdasarkan data dari Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2018 lalu, Indonesia berada di peringkat ke-71 dari 77 negara. Dengan menanamkan rasa cinta pada buku sejak anak masih kecil, kita bisa membantu meningkatkan literasi di Indonesia.

Sebagai orang tua, ada berbagai cara yang dapat Ayah Bunda lakukan untuk membuat anak gemar membaca. Simak beberapa di antaranya berikut ini!

Gemar Membaca

 

Jadilah Contoh untuk Anak

Semua orang tua pasti tahu bahwa anak-anak adalah peniru ulung. Mereka cenderung melakukan apa yang dilakukan oleh orang-orang dewasa di sekitarnya. Jika menginginkan anak gemar membaca, Ayah Bunda juga harus menerapkan kebiasaan ini dalam keseharian. Ketika melihat orang tuanya membaca, anak akan cenderung memiliki ketertarikan yang sama terhadap buku.

Baca Buku Bersama Sebelum Tidur

Jika Ayah Bunda sudah mulai membacakan buku cerita sebelum tidur sebelum anak memasuki usia sekolah, ini adalah sebuah langkah yang bagus untuk menanamkan rasa cinta anak pada buku. Jadikan membaca bersama sebagai aktivitas penutup dari kegiatan harian Ayah, Bunda dan si kecil.

Bacakan buku dengan suara keras dan cara yang menarik. Bicarakan tentang kisah yang ada di buku bersama-sama. Ayah Bunda bisa menanyakan pada anak mengenai karakter dalam cerita. Bisa juga mengajak si kecil berandai-andai jika dirinya adalah tokoh dalam cerita. Kalau anak sudah lancar membaca, Ayah Bunda bisa bergantian membaca buku dengannya.

Ikut Keanggotaan Perpustakaan

Hampir di setiap kota punya perpustakaan daerah atau rumah baca. Manfaatkan tempat-tempat ini sebagai tujuan ketika akhir pekan atau liburan. Daftarkan diri dan si kecil sebagai anggota sehingga Ayah Bunda bisa bersama-sama berkunjung ke perpustakaan dan mencari bacaan favorit.

Di era digital ini, perpustakaan tidak hanya bisa ditemukan di lokasi fisik. Ada banyak perpustakaan online yang juga bisa jadi pilihan. Ketimbang anak menghabiskan waktu online untuk sesuatu yang belum jelas manfaatnya, ajak dia membaca e-book di aplikasi langganan.

Baca Apa yang Dibaca oleh Anak

Cara lain untuk membuat anak semakin suka membaca adalah dengan ikut membaca apa yang mereka baca. Ketika Ayah Bunda mengetahui buku seperti apa yang membuat anak tertarik, ini bisa menjadi bahan obrolan dengan si kecil nantinya. Memiliki seseorang yang bisa diajak bercerita tentang sesuatu yang disukai tentu akan menjadi hal yang menyenangkan bagi si kecil. Cara ini juga cukup ampuh untuk menghabiskan quality time sekaligus mempererat bonding antara Ayah Bunda dengan anak.

Buat Ruang Baca yang Menyenangkan

Punya ruangan atau sudut yang kosong di rumah? Manfaatkan area ini sebagai sudut baca. Letakkan rak kecil dengan aneka koleksi bacaan Ayah Bunda dan si kecil di sana. Ayah Bunda juga bisa memasang karpet atau sofa kecil yang empuk. Area baca yang menyenangkan akan membuat si kecil betah duduk berlama-lama dan menghabiskan buku kesukaan mereka.

Bawa Pengalaman Membaca ke Dunia Nyata

Membawa pengalaman membaca ke dunia nyata tentu adalah hal yang menyenangkan. Ayah Bunda bisa menerapkan cara ini untuk membuat anak semakin bersemangat untuk membaca. Misalnya saja, si kecil baru saja menyelesaikan buku tentang petualangan hewan di bawah laut. Di akhir pekan atau saat liburan, bawa si kecil berkunjung ke lokasi wisata di mana dia bisa melihat langsung wujud hewan yang dibacanya dalam buku.

Itulah beberapa cara yang bisa Ayah Bunda lakukan untuk membuat anak gemar membaca. Dengan berbagai tips di atas, mari kita tingkatkan literasi di negara kita menjadi lebih baik lagi dan eksplor program-program Sekolah Murid Merdeka yang cocok untuk anak!

Categories
Pendidikan Terbaru

Cara Belajar Matematika yang Menyenangkan untuk Anak Usia 3-5 Tahun

Belajar matematika dapat mendorong kemampuan analisis dan berpikir logika anak jadi lebih baik. Oleh karenanya, para ahli menyarankan kepada para orang tua untuk mengajarkan matematika sejak dini kepada anak. Namun, bagaimana cara belajar matematika yang tepat untuk anak usia 3-5 tahun? 

Memilih cara belajar matematika yang tepat untuk anak sangat penting. Terlebih lagi, hampir sebagian besar orang beranggapan kalau matematika adalah pelajaran yang membosankan. Bahkan, matematika termasuk pelajaran yang paling banyak dibenci oleh para siswa. Ayah Bunda tentu tidak ingin anak menjadi salah satu di antaranya, kan? 

Belajar matematika untuk anak dapat Ayah Bunda lakukan sejak dini. Caranya, Ayah Bunda harus memilih metode yang tepat. Dengan begitu, anak bisa melalui proses belajar secara menyenangkan. Mereka dapat menjalaninya tanpa ada beban. Bagaimana caranya? Ada beberapa metode yang bisa Ayah Bunda praktikkan, yaitu: 

Cara Belajar Matematika

Aktivitas Belajar Matematika untuk Anak Usia 3 Tahun

Untuk anak usia 3 tahun, Ayah Bunda dapat mengajari mereka beberapa hal, seperti: 

  • Garis bilangan. Pada cara belajar matematika ini, Ayah Bunda dapat menggunakan kapur untuk menuliskan garis bilangan. Tulis garis bilangan itu di halaman dan ajak anak untuk melewati atau melompatinya. Cara ini mengajak si kecil belajar menghitung dengan menyenangkan. 
  • Membereskan mainan. Ayah Bunda dapat pula mengajak si kecil belajar matematika saat membereskan mainan. Caranya, ajak anak untuk menghitung mainan sambil memasukkannya satu per satu ke keranjang penyimpanan. 
  • Menemukan bentuk. Selanjutnya, Ayah Bunda dapat mengajarkan anak cara pengenalan bentuk. Metode ini bisa Ayah Bunda lakukan dengan menggambar berbagai bentuk benda dan mengajak anak untuk mencocokannya dengan barang-barang di sekitar. 
  • Berhitung. Cara belajar matematika yang tidak kalah gampang adalah melalui pengamatan dan berhitung. Ajak anak ke luar rumah dan mengamati benda-benda di sekitar. Selanjutnya, minta mereka menghitung setiap benda yang dilihatnya. 

Cara Belajar Matematika Anak Umur 4 Tahun

Ketika menginjak usia 4 tahun, kemampuan berhitung anak sudah dapat meningkat. Oleh karena itu, cara belajar matematika yang bisa Ayah Bunda lakukan bisa lebih variatif, di antaranya: 

Baca Juga : Bermain sambil belajar seru

  • Berburu harta karun. Ayah Bunda dapat menggambar peta harta karun dalam menggunakan kertas grafik. Selanjutnya, sembunyikan benda-benda seperti mainan atau permen pada titik-titik tertentu di dalam peta. 
  • Melempar target. Cara selanjutnya adalah dengan bermain melempar target. Dalam permainan ini, Ayah Bunda dapat menggambar lingkaran dengan berbagai warna. Lalu, ajak anak untuk melemparkan bola ke target tersebut. Agar anak semangat, beri nilai ketika anak berhasil melempar pada target warna tertentu. 
  • Bermain dadu. Dalam permainan ini, Ayah Bunda dan anak akan bergantian melempar dadu. Selanjutnya, orang yang melempar dadu perlu melakukan sesuatu (misalnya melompat, tepuk tangan, dan lain sebagainya) beberapa kali sesuai dengan nominal yang muncul di dadu. 

Kegiatan Belajar Matematika Anak Usia 5 Tahun

Anak usia 5 tahun mempunyai pemahaman konsep angka yang sudah cukup baik. Alhasil, Ayah Bunda dapat mengajak mereka bermain matematika secara lebih variatif, seperti:

  • Yes or no. Dalam permainan ini, Ayah Bunda dapat menggunakan benda dengan bentuk tertentu atau nomor bilangan pada sebuah kertas. Kertas tersebut selanjutnya ditempatkan di atas kepala pemain. 

Tugas pemain adalah menebak angka atau bentuk yang ada dalam kertas. Caranya, dengan mengajukan pertanyaan. Misalnya, apakah nomor genap? Apakah nomornya antara 4 dan 8? dan lain sebagainya.

  •  Bola matematika. Ayah Bunda dapat menggunakan bola yang sudah ditulis dengan angka-angka. Lalu, minta anak untuk melempar bola sesuai dengan angka yang tertulis pada permukaan bola. 
  • Lompat ukur. Ada pula cara belajar matematika dengan mengajak anak melompat. Selanjutnya, Ayah Bunda dapat mengukur hasil lompatannya. Selain menyenangkan, metode ini juga dapat mendorong kemampuan kompetitif anak. 

Nah, itulah berbagai cara belajar matematika yang bisa Ayah Bunda praktikkan di rumah. Lewat metode tersebut, pembelajaran matematika untuk anak bisa dilakukan dengan lebih menyenangkan, bukan? 

Selamat mencoba dan eksplor program-program yang cocok untuk anak di Sekolah Murid Merdeka!

Categories
Parenting Terbaru

Cara Mendorong Perkembangan Kemampuan Kognitif Anak Usia Pra-TK

Ayah Bunda harus tahu kalau 90% perkembangan otak anak berlangsung saat mereka berusia dini. Oleh karena itu, masa pra-TK adalah momen tepat dalam meningkatkan perkembangan kognitif anak. Kemampuan kognitif berkaitan dengan berbagai hal, termasuk di antaranya adalah cara berkomunikasi, kemampuan berpikir, penyelesaian masalah, dan lain sebagainya. 

Perkembangan Kemampuan Kognitif

Mengapa Anak Perlu Mengembangkan Kemampuan Kognitif di Usia PraTK

Ayah Bunda mungkin berpikir, mengapa anak perlu meningkatkan kemampuan kognitif? Ada banyak alasan yang menjadi jawabannya. Perkembangan kognitif anak mempunyai kaitan erat dengan kemampuan berpikir. Kemampuan kognitif yang baik membuat anak bisa memperoleh beberapa keuntungan, termasuk di antaranya adalah: 

  • Memproses informasi baru dengan lebih cepat
  • Meningkatkan kemampuan berpikir secara fokus
  • Mendorong kemampuan berpikir kritis

Singkatnya, kemampuan kognitif berhubungan erat dengan perkembangan otak. Oleh karena itu, tidak heran kalau si kecil yang mempunyai kemampuan kognitif baik, akan tumbuh menjadi seorang anak yang cerdas. 

Baca Juga : Belajar di Kelas Tatap Muka Rutin SMM

Aktivitas yang Mendorong Perkembangan Kemampuan Kognitif Anak

Ada banyak kegiatan yang dapat mendorong perkembangan kognitif anak. Kegiatan tersebut di antaranya adalah: 

1. Puzzle

Bermain puzzle adalah cara yang sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan kognitif. Dari permainan puzzle, anak bisa belajar menyelesaikan sebuah permasalahan. Selain itu, puzzle juga dapat mendorong anak untuk belajar berkonsentrasi, bersabar, dan memunculkan perasaan senang atas sebuah pencapaian.  

2. Melakukan Pemilahan

Aktivitas bermain dalam melakukan pemilahan benda juga sangat efektif dalam mendorong perkembangan kognitif anak. Lewat kegiatan ini, anak dapat mengenali berbagai bentuk benda. Selanjutnya, mereka bisa mengamati perbedaan serta persamaan dari benda-benda tersebut. 

3. Latihan Warna dan Bentuk

Aktivitas anak yang tidak kalah menarik untuk perkembangan kemampuan kognitifnya adalah belajar bentuk dan warna. Latihan ini adalah salah satu bentuk kegiatan observasi yang menarik bagi anak. Sebagai contoh, Ayah Bunda dapat meminta si kecil untuk mengambil pita berwarna merah muda di antara tumpukan barang-barang dengan berbagai warna. 

4. Bermain dengan Benda-Benda di Sekitar

Cara selanjutnya adalah pengembangan kognitif anak adalah melalui permainan dengan benda yang mereka temui sehari-hari. Metode belajar seperti ini sangat efektif dalam mendorong perkembangan otak anak. Mereka bisa berimajinasi dan berkreasi secara bebas cukup dengan menggunakan peralatan yang sederhana. 

5. Bermain Game

Metode belajar yang paling menyenangkan bagi seorang anak adalah melalui permainan. Anak bisa belajar banyak hal dari sebuah permainan yang mereka lakukan. Terlebih lagi, permainan tersebut dilakukan bersama-sama dengan teman sebaya. 

Ada banyak pilihan permainan yang bisa Ayah Bunda pilih. Sebagai contoh, permainan petak umpet. Dalam permainan ini, anak bisa berpikir kreatif dalam mencari tempat persembunyian. Ayah Bunda bakal terkejut dengan bagaimana cara mereka bersembunyi. 

6. Membaca

Ayah Bunda dapat pula membiasakan si kecil untuk membaca buku. Caranya mudah, ajak anak untuk membaca buku cerita yang disukainya. Bacakan buku tersebut di depan mereka. Agar menarik, baca buku cerita itu dengan disertai ekspresi sesuai dengan isi buku. 

Kebiasaan mengajak anak membaca buku bakal membuat mereka memperoleh kosakata yang banyak. Selain itu, anak juga dapat belajar kemampuan berbahasa dengan baik. Tidak menutup kemungkinan, anak bakal menjadi pribadi yang gemar membaca di masa depan.

7. Ajukan Pertanyaan

Cara terakhir dalam mendorong perkembangan kognitif anak adalah dengan mengajukan pertanyaan. Sebagai langkah awal, ajukan pertanyaan yang sederhana. Misalnya, minta anak untuk menirukan suara kucing atau tanyakan apa saja aktivitas yang mereka lakukan sepanjang hari. 

Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan membuat si kecil berpikir dan merasa lebih percaya diri. Kalau perlu, Ayah Bunda bisa memilih jenis pertanyaan yang mendorong anak untuk menjawab dengan disertai penjelasan. 

Aktivitas yang dapat mendorong kemampuan kognitif anak bisa Ayah Bunda lakukan di rumah. Kuncinya, temani anak dan ajari mereka dengan penuh kesabaran. Ayo eksplor dan ketahui program-program di Sekolah Murid Merdeka!