Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the google-analytics-for-wordpress domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/www.sekolahmuridmerdeka.id/public_html/blog/wp-includes/functions.php on line 6121

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the instagram-feed domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/www.sekolahmuridmerdeka.id/public_html/blog/wp-includes/functions.php on line 6121

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the fakerpress domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/www.sekolahmuridmerdeka.id/public_html/blog/wp-includes/functions.php on line 6121
Terbaru Archives - Page 6 of 8 - Sekolah Murid Merdeka
Categories
Parenting Terbaru

Cara Menumbuhkan Rasa Percaya Diri pada si Pemalu

Bagaimana cara menumbuhkan rasa percaya diri pada anak yang pemalu? Ini mungkin adalah pertanyaan yang paling banyak diajukan oleh orang tua yang anaknya kerap merasa canggung dan malu saat dihadapkan pada situasi baru.

Punya sifat pemalu sebenarnya bukan hal yang salah. Anak-anak yang pemalu umumnya lebih mudah berempati, cenderung bijaksana dan juga mandiri. Namun, jika sifat pemalu anak sampai mengganggu interaksi dan aktivitas sosialnya, Anda sebagai orang tua harus turun tangan. Simak cara menumbuhkan rasa percaya diri pada anak yang pemalu berikut ini!

Cara Menumbuhkan Rasa Percaya Diri

Ajak Anak Bercerita tentang Hal-hal yang Membuatnya Merasa Malu

Anak pemalu biasanya merasa enggan menunjukkan kemampuan diri atau menceritakan tentang isi hatinya. Sebagai orang tua, Anda adalah orang pertama yang harus mendorong si kecil untuk mencurahkah perasaannya. Dengan cara ini, Anda bisa tahu hal apa sebenarnya yang membuatnya merasa malu. Setelahnya, Anda bisa mencari tahu cara terbaik untuk melawan perasaan malu itu dan mendorong munculnya keberanian dalam diri anak.

Hindari Menyebutnya Sebagai “Si Pemalu”

Anak akan memercayai apa yang mereka dengar terus-menerus. Walaupun si kecil memiliki sifat pemalu, sengaja menyebutnya sebagai ‘si pemalu’ terutama di hadapan orang lain akan membuat anak benar-benar percaya bahwa dirinya memang pemalu. 

Alih-alih, berikan afirmasi yang positif. Jika anak mulai berani melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukannya sebelumnya, ucapkan, “Wah, anak Mama hebat, sudah berani begini dan begitu.” Ini akan mendorongnya menjadi lebih berani.

Ajak Anak Melakukan Interaksi Sosial

Cara selanjutnya yang bisa Anda lakukan untuk membantu anak lebih percaya diri terutama dalam pergaulan adalah dengan membantunya melakukan interaksi sosial. Misalnya saja ketika Anda sedang mengajaknya bermain ke playground dan bertemu dengan anak-anak lain, ajak si kecil memulai interaksi dengan mereka. Inisiasi obrolan agar si kecil tahu bagaimana caranya memulai interaksi sosial yang baik.

Jangan Memarahi Anak

Ketika sifat pemalu anak sudah mulai mengganggu aktivitas sekolah maupun sosialnya, Anda sebagai orang tua mungkin akan merasa frustrasi. Meski begitu, jangan sampai hal tersebut membuat Anda memaksa anak melakukan hal yang tidak dia sukai, apalagi sampai memarahinya. Cobalah untuk memposisikan diri sebagai anak.

Bagaimana cara anak memandang lingkungan sekitar dan orang lain? Selanjutnya, berikan penjelasan pada si kecil bahwa sebenarnya tidak ada hal yang perlu ditakutkannya.

Berikan Contoh Sikap Percaya Diri

Anak adalah peniru ulung. Jika ingin anak menjadi sosok yang berani dan percaya diri, sebagai orang tua Anda harus memberikan contoh. Misalnya saja dengan menunjukkan pada si kecil bagaimana cara menyapa tetangga atau orang yang dikenal saat bertemu di jalan. Dengan cara ini si kecil bisa mulai mencontohnya dari Anda.

Bangun Rasa Percaya Diri Anak

Untuk membangun rasa percaya diri anak, libatkan dia saat Anda berinteraksi dengan orang yang tidak dikenal. Misalnya saja dengan memintanya membayar barang belanjaan yang Anda beli di supermarket. Beri dia uang dan biarkan anak yang menyelesaikan transaksi. Bisa juga dengan cara memintanya memesan sendiri makanan yang dia inginkan saat Anda dan keluarga sedang makan di luar. Mengadakan pesta kecil-kecilan dan mengundang teman-teman anak ke rumah juga bisa menjadi cara yang jitu untuk membangun rasa percaya diri si kecil.

Jangan Pelit Pujian 

Hal terakhir yang tidak boleh Anda lupakan adalah memberi apresiasi pada si kecil. Ketika anak berhasil melakukan pembayaran di kasir, beri dia pujian. Ketika anak menyapa seseorang yang dikenalnya, beri dia pujian. Adanya pujian akan membuat anak merasa dirinya sudah melakukan hal yang benar dan baik. Dan seterusnya, dia akan lebih bersemangat untuk jadi sosok yang lebih berani.

Cara menumbuhkan rasa percaya diri pada anak yang pemalu memang tidak bisa dilakukan dalam satu atau dua hari. Namun, dengan langkah yang konsisten, Anda pasti bisa membentuk keberanian yang semakin besar pada diri si kecil. Kembangkan minat & potensi anak lebih jauh bersama Sekolah Murid Merdeka!

Categories
Pendidikan Terbaru

5 Tips Memilih Sekolah untuk Anak Usia Dini

Pada tahun ajaran baru, banyak orang tua mengalami kebingungan untuk memilih sekolah anak yang sesuai. Terlebih lagi, orang tua yang memiliki anak usia dini atau balita. Hal ini sangat wajar mengingat Ayah Bunda pasti ingin pendidikan terbaik untuk buah hati.

Meskipun saat ini ada banyak pilihan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), menentukan yang tepat bagi anak selalu menjadi dilema. Nah, berikut beberapa tips memilih sekolah agar Ayah Bunda tidak keliru dalam menyediakan pendidikan anak usia dini terbaik.

5 Tips Memilih Sekolah Anak Usia Dini

Memilih Sekolah

1. Perhatikan Kurikulum dan Program Pembelajarannya

Setiap sekolah pasti memiliki kurikulum dan program pembelajaran berbeda. Ada yang menggunakan kurikulum pendidikan nasional, internasional, hingga menggunakan kurikulum khusus seperti Montessori dan Cambridge. Masing-masing tentu memiliki kelebihan dan kekurangan.

Dalam hal ini, sebaiknya Ayah Bunda pilih sekolah yang sesuai dengan tujuan pendidikan untuk anak. Misalnya, Ayah Bunda ingin si Kecil jago berbahasa Inggris. Sekolah dengan kurikulum internasional mungkin bisa menjadi pertimbangan karena sehari-hari, guru dan siswanya menggunakan bahasa pengantar bahasa Inggris.

2. Ketahui Lokasinya

Selanjutnya, pilih sekolah yang lokasinya strategis dan tidak jauh dari rumah. Paling tidak, jarak sekolah dan rumah tidak lebih dari 15 menit. Hal ini untuk menghindari anak terlambat datang ke sekolah sekaligus hemat waktu dan biaya. Apabila sekolah di sekitar rumah dirasa kurang sesuai, Ayah Bunda bisa memilih sekolah dengan metode Blended Learning seperti Sekolah Murid Merdeka (SMM).

Blended Learning merupakan program pembelajaran yang menggabungkan kelas online dan offline. Gabungan kelas online dan offline ini akan memudahkan anak mendapat pendidikan yang sesuai meskipun jarak rumah dan sekolah cukup jauh. 

3. Pertimbangkan Fasilitasnya

Sekolah bagus tidak melulu tentang bangunan mewah atau sarana prasarana mahal. Hal terpenting adalah pilih sekolah yang bersih, aman, dan tersedia fasilitas sesuai kebutuhan anak. Selain itu, pilih sekolah tersebut yang mampu menunjang proses tumbuh kembang baik dari segi motorik, sosial, bahasa, kognitif, hingga emosional.

Jadi ketika memilih sekolah, Ayah Bunda jangan ragu untuk berkunjung langsung supaya tahu fasilitas apa saja yang ditawarkan dan apakah semua sesuai dengan kebutuhan anak.

4. Ketahui Biaya Sekolahnya

Selanjutnya, pastikan Ayah Bunda memilh sekolah anak dengan biaya sesuai bujet dan kualitas yang ditawarkan. Sebagai patokan, sekolah mahal tidak selalu menawarkan kualitas terbaik dan yang murah juga tidak selalu memiliki kualitas buruk. Bandingkan biaya sekolah dengan fasilitas serta program yang ditawarkan. 

5. Perhatikan Kualitas Guru

Terakhir, perhatikan kualitas guru atau tenaga pengajar sebelum memilih sekolah. Hal ini penting mengingat sehari-hari anak berinteraksi dengan guru. Jangan sampai kita menitipkan anak pada guru yang kurang sabar, telaten, dan tidak kompeten di bidangnya.

Jadi, saat memilih sekolah, jangan ragu untuk bertanya tentang pengalaman dan latar belakang pendidikan tenaga pengajar di sekolah tersebut. Hal ini penting agar Ayah Bunda bisa mempertimbangkan apakah sekolah yang dipilih tepat bagi anak atau tidak. 

Kesimpulan

Memilih sekolah untuk anak usia dini memang tidak mudah, mengingat ini merupakan  pondasi sekaligus bekal untuk jenjang pendidikan berikutnya. Hal paling penting adalah, pilih sekolah yang mampu mengembangkan kemampuan anak berdasarkan minat bakat seperti Sekolah Murid Merdeka (SMM).

Di sekolah tersebut, anak akan menerima beragam pembelajaran menarik dan imajinatif, yang menstimulasi semua aspek perkembangan sehingga mereka bisa tumbuh berkembang secara optimal. Didukung tenaga pengajar profesional dan berpengalaman di bidangnya, SMM menawarkan kelas interaktif yang bisa diikuti secara online ataupun offline sesuai pilihan Ayah Bunda.

Menarik bukan? Yuk, kunjungi SMM melalui situs sekolahmuridmerdeka.id dan pilih kelas elektif sesuai kebutuhan dan minat agar anak bisa mendapatkan stimulasi tepat dan berkembang secara optimal. 

Itulah ulasan tentang tips memilih sekolah anak. Semoga bermanfaat ya, Ayah Bunda!

Categories
Parenting Terbaru

5 Tips Persiapkan Anak Hari Pertama Sekolah

Hari pertama sekolah adalah hal yang sangat mendebarkan bagi anak. Baik bagi mereka yang baru pertama kali masuk TK atau baru masuk ke sekolah tingkat baru. Ada banyak yang perlu Ayah Bunda persiapkan untuk memastikan anak bisa menghadapinya dengan baik.

Setiap anak memiliki ekspektasi yang berbeda-beda dengan sekolah. Ada yang bisa menerima dengan mudah bergembira menyambutnya, tetapi tak sedikit yang cemas dan dipenuhi kekhawatiran. Simak beberapa cara persiapkan hari pertama sekolah anak berikut ini!

Hari Pertama Sekolah

1. Kunjungi Sekolah dan Kelas Sehari Sebelumnya

Jika memungkinkan, mengajak anak mengunjungi ruang kelas sehari sebelum masuk sekolah bisa membantu mereka meredakan rasa khawatir. Ayah Bunda bisa mengajak mereka berkeliling sambil bercerita tentang betapa menyenangkannya bisa bersekolah. Menceritakan pengalaman positif Ayah Bunda kepada si kecil juga bisa membantu anak lebih percaya diri menghadapi hari pertama sekolah.

Lalu, bagaimana jika pihak sekolah tidak membuka kelas untuk dikunjungi sebelum hari masuk sekolah? Ayah Bunda bisa mengajaknya melihat-lihat gedungnya saja dari luar atau berkeliling di playground yang disediakan.

2. Bacakan Buku tentang Hari Pertama Sekolah

Cerita yang relatable dengan kondisi si kecil –terutama kisah tentang anak yang baru pertama kali memulai sekolah, bisa sangat membantunya untuk mengurangi rasa cemas. Ayah Bunda bisa membacakan buku atau mengajak anak menonton film tentang hari pertama sekolah. Usahakan agar kisah yang ditampilkan memiliki kesan positif agar bisa membawa dampak yang baik pada anak, ya!

Tanyakan pada Anak tentang Perasaan dan Harapan Mereka Saat Masuk Sekolah Nanti

Sekolah bukan hanya tempat untuk mempelajari kemampuan kognitif. Di tempat ini, anak akan bertemu dengan teman-teman baru. Di sana, mereka juga akan belajar untuk bersosialisasi. Karena itu, penting bagi Ayah Bunda untuk mendiskusikan hal ini dengan anak sebelum mereka masuk sekolah untuk pertama kalinya.

Tanyakan pada anak tentang hal apa yang mereka harapkan saat bertemu dengan anak-anak lain di sekolah nanti. Apakah mereka punya kekhawatiran tertentu (misalnya saja khawatir sulit berteman atau cemas tentang bullying). Ini bisa membantu Ayah Bunda mencari cara untuk menenangkan segala kecemasan mereka.

3. Mulai Atur Jam Tidur Anak agar Dia Siap Bangun Pagi

Sebelum anak masuk sekolah, Ayah Bunda mungkin tidak begitu memperhatikan jam tidur dan bangun mereka. Namun, agar anak bisa bangun pagi dengan baik dan tidak rewel saat bersiap ke sekolah, penting untuk memastikan jam tidurnya cukup. Ketika anak cukup tidur, akan lebih mudah baginya untuk bangun pagi dengan suasana hati yang lebih baik. Kalau suasana hati anak baik, maka dia akan ke sekolah dengan hati gembira. Artinya, akan lebih mudah baginya menghadapi hari-hari di sekolah.

4. Buat Rutinitas Baru Setiap Pagi

Menciptakan rutinitas adalah salah satu cara membentuk mindset anak tentang sekolah. Jika sebelum sekolah Ayah Bunda tidak mengajaknya untuk duduk dan sarapan pagi bersama, ini adalah saat yang tepat untuk melakukannya. Ayah bisa menunjukkan tentang apa saja yang harus dipersiapkan sebelum keluar rumah untuk bekerja. Misalnya saja merapikan buku-buku dan menyiapkan seragam saat bangun tidur.

5. Belanja Perlengkapan Sekolah Bersama

Cara lain yang bisa Ayah Bunda lakukan untuk membuat si kecil lebih excited dengan hari pertama sekolahnya adalah dengan mengajaknya berbelanja perlengkapan sekolah. Biarkan anak memilih sendiri tas, kotak bekal, kotak pensil dan botol minumnya. Ini akan membantu mereka lebih bersemangat dalam menyambut sekolah.

Jangan lupa memberi label pada barang-barang milik si kecil. Pasalnya, anak-anak cenderung mudah menghilangkan barang-barang milik mereka di sekolah. Ayah Bunda bisa menempelkan stiker atau label nama agar anak mudah menemukan perlengkapan miliknya.

Itulah beberapa tips mempersiapkan anak di hari pertama sekolah mereka. Jangan lupa untuk menyediakan sarapan yang bernutrisi sebelum anak berangkat sekolah agar mereka lebih fit menjalani aktivitas dan kembangkan minat & potensi anak lebih jauh bersama Sekolah Murid Merdeka!

Categories
Parenting Terbaru

Mengajari Anak Sikap Empati Lewat Film

Film merupakan media yang bisa menggerakkan emosi, memicu rasa ingin tahu, menciptakan kenangan abadi bahkan menjadi portal ke dunia lain. Dalam beberapa kasus, film bisa menyentuh hati nurani dan mengubah perspektif kita. Salah satunya membuat sikap empati menjadi muncul. Dengan menonton film, hati kita bisa tergerak untuk mengubah dunia menjadi lebih baik.

Bagi anak-anak, menonton film yang tepat bisa membantu mereka lebih peka terhadap kemanusiaan. Dari film, anak-anak bisa belajar sikap empati lewat berbagai sisi. Bagaimana caranya?

Sikap Empati

Empati 1. Literasi Emosional: Mengenali, Memahami dan Mengkomunikasikan Perasaan

Menonton film bisa menjadi cara yang menyenangkan bagi anak-anak untuk mengenali emosi. Pilih film yang menggambarkan emosi yang berbeda-beda kemudian identifikasi emosi karakter dan lihat bagaimana perasaan si kecil sebagai penonton.

Cobalah untuk mematikan televisi selama beberapa menit kemudian minta anak-anak mencoba menebak bersama bagaimana perasaan para aktor berdasarkan bahasa tubuh atau ekspresi wajah mereka. Misalnya saja, ketika karakter menggigit kuku, bisa jadi dia sedang gugup, rahang terkatup artinya dia takut dan lain sebagainya.

Beberapa judul film yang bisa Anda pilih untuk membantu anak mengenali emosi antara lain Finding Nemo, Frozen, Shrek, Dumbo atau Inside Out.

Empati 2. Identitas Moral: Mengadopsi dan Menjalankan Kode Etik

Dalam kehidupan sosial, anak akan belajar tentang bagaimana melakukan sesuatu berdasarkan kode etik atau aturan tertentu. Anda bisa mengajarkannya dengan cara mengajaknya menonton film. Beberapa rekomendasi yang bisa Anda pilih antara lain adalah:

  • All the President’s Men (Warner Bros, 1976). Diangkat dari kisah nyata, film ini bercerita tentang dua reporter Washington Post yang tidak menyerah mengikuti hati nurani mereka untuk meliput kisah pembobolan Watergate
  • A Few Good Me (1992). Film ini bercerita tentang pengacara militer pembela marinir yang dituduh melakukan pembunuhan.

Empati 3. Pengambilan Perspektif: Memahami Kebutuhan Orang Lain dan Memposisikan Diri di Posisi Mereka

Saat menonton film, kita cenderung akan membayangkan diri berada di posisi sang tokoh utama. Memahami kebutuhan dan perasaan orang lain serta memposisikan diri seperti karakter dalam film adalah cara yang ampuh dalam menumbuhkan sikap empati dalam diri anak.

Salah satu film besutan Disney yang berjudul Freaky Friday, bercerita tentang seorang ibu dan anak yang tidak akur. Suatu hari mereka secara misterius bertukar tubuh. Dari peristiwa ini, mereka dipaksa untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain. Film lain yang juga bisa membantu anak untuk memahami perspektif lain seperti:

  • An American Tail (1986). Seekor tikus kecil terpisah dari keluarganya dan mengembara di New York. Dia kemudian bertemu dengan berbagai karakter berbeda.
  • Dumbo (1941). Ini merupakan sebuah film klasik yang bercerita tentang seekor gajah kecil kesepian dengan telinganya yang terlalu besar.

Empati 4. Imajinasi Moral: Menggunakan Buku, Film atau Gambar untuk Menumbuhkan Empati

Ada banyak film yang bisa membantu menumbuhkan sikap empati imajinasi moral. Beberapa pilihan terbaik antara lain adalah Shawshank Redemption, The Book of Thief, The King’s Speech dan The Pursuit of Happyness.

Judul lain yang tidak kalah menarik adalah The Neverending Story, sebuah kisah epik tentang seorang anak lelaki kesepian dengan sebuah buku aneh yang menariknya ke dunia Fantastica yang indah tetapi hancur. Ketika dia masuk lebih dalam ke Fantastica, dia harus memiliki keberanian untuk menghadapi musuh besar dan misteri tentang dirinya sendiri.

Mengajarkan anak-anak tentang moral seperti sikap empati memang tidak bisa dilakukan dalam satu atau dua hari. Selain lewat film, memberinya contoh langsung di dunia nyata juga bisa membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang peduli dan mau memahami sekelilingnya. Belajar bersama Sekolah Murid Merdeka untuk kembangkan anak sesuai minat & potensinya.

Categories
Parenting Terbaru

Cara Sabar Menghadapi Anak yang Suka Menunda-nunda

Cara sabar menghadapi anak adalah salah satu skill yang wajib dimiliki orang tua. Sepanjang perjalanan mendidik, Anda sebagai orang tua akan dihadapkan pada berbagai persoalan. Salah satunya adalah ketika anak memiliki kecenderungan sebagai procrastinator alis si tukang tunda. 

Membuat anak penunda menyelesaikan tugas kadang memang butuh kesabaran luar biasa. Si kecil bisa menghabiskan waktu lebih dari satu jam untuk berpakaian dan sarapan sebelum berangkat ke sekolah. Mencari-cari sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan adalah salah satu cara klasik yang dilakukan anak penunda untuk menghindari apa yang Anda perintahkan. Jika Anda tidak secara pragmatis mengatasinya, kebiasaan menunda-nunda ini bisa menjadi masalah yang lebih besar lagi.

Untuk tetap bisa berbesar hati menghadapi anak, Anda membutuhkan sejumlah trik. Simak beberapa cara sabar menghadapi anak yang suka menunda-nunda berikut ini!

Cara Sabar Menghadapi Anak

 

Gunakan Cara yang Benar untuk Meminta Anak Mengerjakan Tugas

Sangat mudah bagi orang tua untuk merasa frustasi ketika anak suka menunda-nunda. Langkah pertama yang bisa dilakukan untuk menghadapinya adalah menjadi lebih sadar tentang bagaimana cara Anda meminta anak melakukan sesuatu. Omelan atau kemarahan mungkin akan membuat mereka jera sekarang. Namun, ini tidak akan memperbaiki perilaku anak dalam jangka panjang.

Alih-alih, tunjukkan kepada mereka apa yang terjadi ketika mereka menyelesaikan tugas sekarang. Anda dapat memberitahukan hal-hal menyenangkan yang mereka punya jika tugas sudah selesai. Misalnya saja dengan memberikan waktu bermain lebih lama atau menjanjikan untuk membacakan cerita kesukaan anak sebelum mereka tidur.

Buat Rutinitas untuk Anak dan Patuhi

Anak-anak cenderung merespons rutinitas dengan baik karena mereka tahu apa yang diharapkan dari mereka dan kapan hal tersebut diharapkan. Mengajarkan sesuatu dengan batasan waktu juga dapat membantu anak menjadi lebih disiplin, terutama dalam tugas-tugas yang sifatnya rutin seperti mengerjakan PR, merapikan kamar, dan lain sebagainya. Jangan lupa untuk memberikan apresiasi kepada anak dengan cara yang positif ketika mereka patuh pada rutinitasnya.

Berikan Tugas Secara Spesifik

Pernahkah Anda memperhatikan bahwa anak cenderung menunda-nunda tugas yang terkesan tidak detail? Jika sebuah pekerjaan terlihat terlalu sulit untuk ditangani saat ini, Anda mungkin memilih untuk menyelesaikan tugas-tugas lain yang lebih kecil. Beginilah cara anak-anak berpikir ketika Anda meminta mereka untuk membersihkan kamar atau mengerjakan PR.

Jika kamar mereka tampak berantakan, mereka akan menganggap itu adalah sebuah tugas besar. Inilah yang cenderung membuat mereka menunda-nunda untuk melakukannya. Sebaliknya, cobalah meminta mereka untuk mengambil dan menyortir pakaian yang berserakan di lantai, atau menyusun buku-buku kembali ke tempatnya. Semakin spesifik tugas yang Anda berikan, semakin besar kemungkinan mereka akan memilih untuk melakukan tugas itu dibandingkan yang lain.

Biarkan Anak Memilih Tugas Mana yang Ingin Diselesaikannya Terlebih Dahulu

Cara sabar menghadapi anak yang suka menunda-nunda yang terakhir adalah dengan memberikan mereka pilihan dalam memilih tanggung jawab. Tergantung pada usia dan tingkat kedewasaan mereka, membiarkan anak-anak Anda untuk memilih tugas mana yang harus diselesaikan bisa membantu meningkatkan rasa tanggung jawab mereka. 

Pada akhirnya, semua tugas memang perlu diselesaikan. Dan menyerahkan tugas mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu pada anak akan membantu mereka membangun alur kerja yang sesuai untuk mereka.

Menunda sesuatu adalah hal yang pasti pernah dilakukan oleh semua orang, termasuk Anda. Namun, jika hal ini menjadi kebiasaan sejak masa kanak-kanak dan tidak segera diperbaiki, dapat berpengaruh pada rutinitas anak dalam jangka panjang. Lewat cara sabar menghadapi anak di atas, Anda bisa lebih telaten dalam membimbing anak yang suka menunda-nunda tugas. Ketahui & eksplor lebih lanjut program-program yang ada di Sekolah Murid Merdeka yang cocok untuk anak!